Puisi: Perahu Kertas
PERAHU KERTAS
Sapardi Djoko Damono
Waktu masih kanak-kanak kau membuat perahu kertas dan
kaulayarkan di tepi kali; alirnya sangat tenang,
dan perahumu bergoyang menuju lautan.
“Ia akan singgah di bandar-bandar besar,” kata seorang
lelaki tua. Kau sangat gembira, pulang dengan ber-
bagai gambar warna-warni di kepala. Sejak itu kau
pun menunggu kalau-kalau ada kabar dari perahu yang
tak pernah lepas dari rindumu itu.
Akhirnya kaudengar juga pesan si tua itu, Nuh, katanya
“Telah kupergunakan perahumu itu dalam sebuah banjir
besar dan kini terdampar di sebuah bukit.”
Sapardi Djoko Damono
Waktu masih kanak-kanak kau membuat perahu kertas dan
kaulayarkan di tepi kali; alirnya sangat tenang,
dan perahumu bergoyang menuju lautan.
“Ia akan singgah di bandar-bandar besar,” kata seorang
lelaki tua. Kau sangat gembira, pulang dengan ber-
bagai gambar warna-warni di kepala. Sejak itu kau
pun menunggu kalau-kalau ada kabar dari perahu yang
tak pernah lepas dari rindumu itu.
Akhirnya kaudengar juga pesan si tua itu, Nuh, katanya
“Telah kupergunakan perahumu itu dalam sebuah banjir
besar dan kini terdampar di sebuah bukit.”