Catatan Hari Ini
Hups.....!, ada rasa lelah di dada setelah menempuh perjalanan hampir 30 km. Ya, kini aku telah duduk di ruang perpustakaan sekolah tempat setiap hari aku menunggu bertemu anak-anak didikku, ruangan yang kerap menyaksikan betapa rindunya aku terhadap celotehan siswa yang berulang kali membuat keningku berkerut.
Hari ini tepat 22 hari ramadhan tahun ini kulalui. baru sebulan saja efektif bertemu anak-anak di kelas. Esok dan dua minggu ke depan ada jarak membentang dan waktu yang sepertinya akan membuat benteng baru dalam ruang yang seharusnya membuat aku dan siswaku berpadu, bersama belajar tentang bahasa tercinta. Ah, lagi-lagi libur. Senang, girang, dan lega, rasa itu ada dalam diriku bahkan mungkin itu pula yang dirasakan oleh siswaku. Siapa yang tak senang berlibur, lepas dari rutinitas. Tapi, lepas malam biasanya ketika aku terjaga ada bermacam pikiran dan pertanyaan yang menghampiri labirin otakku. Liburan membuatku lepas dari rutinitas, tapi bagaimana dengan tanggung jawabku? mampukah anak-anakku menyelesaikan setiap soal yang akan dihadapi di ulangan besok? telah siapkah mereka menghadapi ujian nasional yang tak sampai setahun akan digelar kembali? atau sederhana saja, sudah mampukah mereka berbahasa indonesia yang baik?. Rasanya beban rutinitas yang tadi telah lepas kini menggelayut kembali dalam diriku, bahkan bertambah dengan beribu tanya tentang siswaku.
Hampir dua bulan yang lalu ketika ku membaca SK pembagian tugas, aku berusaha menyusun "cetak biru" dalam benakku tentang setahun ke depan yang akan dilalui bersama lebih 200 anak-anakku. Ah... esok kelas A akan kubuat seperti ini, ya untuk kelas B sepertinya cocok jika kubuat seperti itu. Kini "ini" dan "itu" masih tersimpan rapi dalam barisan "file" memori otakku, mungkin sebagian telah aku tuliskan dalam lembaran rencana pembelajaran. Tapi, mengapa tak sampai 10% saja yang telah aku kerjakan? bahkan kenapa kini sepertinya aku sibuk dengan rutinitas tak ada dalam "cetak biru" perjalananku untuk setahun ke depan? malah blog ini pun menganggur hampir lebih tiga bulan, kemana produktivitas yang selama ini ada dalam "biografi" idealismeku?.
Sesal sepertinya tak guna jika semua kesalahanku tak segera dikoreksi. Libur dua minggu ke depan mudah-mudahan dapat aku gunakan untuk mendefragmentasi "ruangan" file dan rencana dalam perjalananku. Semoga aku mampu membuat anak-anak kian mengerti bahwa mencintai bahasa ini bukan kewajiban tapi lebih sebagai kebutuhan.