PUISI: SEPERTI BIASANYA
SEPERTI BIASANYA
(Desember 2009)
gadis engkau melintas di jalan depan rumahku
pagi dan sore menghiasi pekarangan itu
walau hanya semenit berlalu
seperti biasanya
gadis ketika esok kembali hadir
rasanya ada getaran harapan yang menghujam
untuk kembali melihatmu berjalan
di depan seperti biasanya
gadis,
seperti biasanya kau lurus berjalan
tak peduli dengan tatapanku yang tajam
menghujam melihat kau yang penuh dengan keelokan
namun gadis,
seperti biasanya ku hanya mampu terpaku
di balik himpitan kayu-kayu
tak mampu menggapai semua yang mampu membuatku menjadi manusia
darimu
gadis, andai saja
aku seperti biasanya
mampu menatap engkau berjalan
di depan pekarangan itu
seperti biasanya
tapi kini,
bila ku tak mampu lagi bertahan seperti semestinya
akan berakhir seperti biasanya
terbuang di antara bambu dan kayu lapuk
terpuruk dan membusuk
menanti kejaiban menghampiri
hingga ku mampu berdiri kembali
untuk melihatmu gadis
seperti biasanya
(Desember 2009)
gadis engkau melintas di jalan depan rumahku
pagi dan sore menghiasi pekarangan itu
walau hanya semenit berlalu
seperti biasanya
gadis ketika esok kembali hadir
rasanya ada getaran harapan yang menghujam
untuk kembali melihatmu berjalan
di depan seperti biasanya
gadis,
seperti biasanya kau lurus berjalan
tak peduli dengan tatapanku yang tajam
menghujam melihat kau yang penuh dengan keelokan
namun gadis,
seperti biasanya ku hanya mampu terpaku
di balik himpitan kayu-kayu
tak mampu menggapai semua yang mampu membuatku menjadi manusia
darimu
gadis, andai saja
aku seperti biasanya
mampu menatap engkau berjalan
di depan pekarangan itu
seperti biasanya
tapi kini,
bila ku tak mampu lagi bertahan seperti semestinya
akan berakhir seperti biasanya
terbuang di antara bambu dan kayu lapuk
terpuruk dan membusuk
menanti kejaiban menghampiri
hingga ku mampu berdiri kembali
untuk melihatmu gadis
seperti biasanya
2 komentar
Mencari puisi kesini
REPLYmaaf baru satu puisi saja yang saya muat, coba-coba...
REPLY