Nama                          : Danriris Riva Istanti, S.Pd.

Asal Sekolah              : SMP Negeri 2 Juwiring

 

Konsep pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara didasarkan pada asas kemerdekaan, memiliki arti bahwa manusia diberi kebebasan dari Tuhan yang Maha Esa untuk mengatur kehidupannya dengan tetap sejalan dengan aturan yang ada di masyarakat. Maka dari itu, diharapkan seorang murid harus memiliki jiwa merdeka dalam artian merdeka secara lahir dan batin serta tenaganya.

Jiwa yang merdeka sangat diperlukan sepanjang zaman agar bangsa Indonesia tidak didikte oleh negara lain. Ki Hadjar Dewantara memiliki istilah sistem among, yakni melarang adanya hukuman dan paksaan kepada murid karena akan mematikan jiwa merdeka serta mematikan kreativitasnya.

Paradigma inilah yang harusnya yang dimiliki oleh guru. Karena saat ini masih ada guru yang belum move on dengan gaya pendidikan ala kolonial. Guru masih sering memberikan hukuman fisik maupun verbal karena murid tidak mampu mengikuti gaya pembelajaran guru, baik terkait penugasan maupun cara belajar murid yang dianggap “mengganggu” kelas.

Menurut konsep Ki Hajar Dewantara, merdeka belajar berarti murid dapat belajar sesuai dengan gaya belajarnya. Murid dengan tipe belajar visual tidak dipaksa untuk bergaya auditori. Yang bergaya kinestetik tidak dipaksa duduk manis menyimak materi, pun sebaliknya. Melaksanakan pembelajaran secara berdiferensiasi sehingga seluruh murid terakomodasi untuk belajar dalam rangka mencapai kompetensi yang diharapkan. Kompetensi yang menjadikan murid kita siap menghadapi tantangan global.

Pendidikan yang dilaksanakan di satuan Pendidikan tidak semata menitikberatkan pada penguasaan materi, namun harus mengembangkan pendidikan bermakna dengan mempertimbangkan potensi dan bakat yang dimiliki setiap murid.

Pembelajaran harus dilaksanakan dengan berpusat pada siswa. Guru tidak lagi menempatkan dirinya sebagai satu-satunya sumber belajar, guru berperan sebagai teladan, fasilitaor dan motivator. Sesuai dengan konsep Ki Hajar Dewantara ing ngarso sung tulada, ing madya mangun karso, tut wuri handayani. Meskipun pada mulanya sulit diterapkan tapi saya senang karena ketercapaian pembelajaran siswa lebih baik daripada sebelumnya, siswa juga senang dan bahagia. Saat sekenario pembelajaran yang telah disusun todak berjalan dengan baik, sebelumnya saya mengambil alih proses pembelajaran secara dominan. Namun setelah memahami konsep pemikiran KHD, saya mencari alternatif dengan mengajak siswa terlibat aktif mengatasi permasalahan tersebut.