Kesimpulan dan Refleksi Modul 1.1 CGP
Nama : Danriris Riva Istanti, S.Pd.
Asal Sekolah : SMP Negeri 2 Juwiring
Konsep pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara didasarkan pada asas
kemerdekaan, memiliki arti bahwa manusia diberi kebebasan dari Tuhan yang Maha
Esa untuk mengatur kehidupannya dengan tetap sejalan dengan aturan yang ada di
masyarakat. Maka dari itu, diharapkan seorang murid harus memiliki jiwa merdeka
dalam artian merdeka secara lahir dan batin serta tenaganya.
Jiwa yang merdeka sangat diperlukan sepanjang zaman agar bangsa
Indonesia tidak didikte oleh negara lain. Ki Hadjar Dewantara memiliki istilah
sistem among, yakni melarang adanya hukuman dan paksaan kepada murid karena
akan mematikan jiwa merdeka serta mematikan kreativitasnya.
Paradigma inilah yang harusnya yang dimiliki oleh guru. Karena saat
ini masih ada guru yang belum move on dengan gaya pendidikan ala
kolonial. Guru masih sering memberikan hukuman fisik maupun verbal karena murid
tidak mampu mengikuti gaya pembelajaran guru, baik terkait penugasan maupun
cara belajar murid yang dianggap “mengganggu” kelas.
Menurut konsep Ki Hajar Dewantara, merdeka belajar berarti murid
dapat belajar sesuai dengan gaya belajarnya. Murid dengan tipe belajar visual
tidak dipaksa untuk bergaya auditori. Yang bergaya kinestetik tidak dipaksa
duduk manis menyimak materi, pun sebaliknya. Melaksanakan pembelajaran secara
berdiferensiasi sehingga seluruh murid terakomodasi untuk belajar dalam rangka
mencapai kompetensi yang diharapkan. Kompetensi yang menjadikan murid kita siap
menghadapi tantangan global.
Pendidikan yang dilaksanakan
di satuan Pendidikan tidak semata menitikberatkan pada penguasaan materi, namun
harus mengembangkan pendidikan bermakna dengan mempertimbangkan potensi dan
bakat yang dimiliki setiap murid.
Pembelajaran harus dilaksanakan dengan berpusat pada siswa. Guru
tidak lagi menempatkan dirinya sebagai satu-satunya sumber belajar, guru
berperan sebagai teladan, fasilitaor dan motivator. Sesuai dengan konsep Ki Hajar
Dewantara ing ngarso sung tulada, ing madya mangun karso, tut wuri handayani. Meskipun
pada mulanya sulit diterapkan tapi saya senang karena ketercapaian pembelajaran
siswa lebih baik daripada sebelumnya, siswa juga senang dan bahagia. Saat
sekenario pembelajaran yang telah disusun todak berjalan dengan baik,
sebelumnya saya mengambil alih proses pembelajaran secara dominan. Namun
setelah memahami konsep pemikiran KHD, saya mencari alternatif dengan mengajak
siswa terlibat aktif mengatasi permasalahan tersebut.